Review Hyundai Staria: MPV premium futuristik yang kaya fitur namun masih kurang dalam satu hal fundamental

Hyundai Staria hadir dengan desain eksotis yang futuristik dan penuh dengan fitur yang mempermalukan Toyota Alphard, pemimpin kelas MPV Premium saat ini.

Namun sayangnya, Hyundai Staria masih kalah dalam satu hal yang fundamental yaitu kenyamanan berkendara dibanding Toyota Alphard.

Ketika diluncurkan baru-baru ini, saya mempunyai harapan yang tinggi untuk Hyundai Staria.

Saya ingin ada sebuah MPV premium yang memberikan perlawanan sengit dan mengganggu hegemoni Toyota Alphard, sehingga konsumen di segmen ini pun mempunyai lebih banyak pilihan.

Namun jangan salah, seperti umumnya dengan produk Hyundai yang lain, Staria menawarkan value to money yang menarik dengan banyak fitur kelas atas.

Namun di samping banyak keunggulannya, ada beberapa kelemahan yang harus diperhitungkan konsumen ketika berniat untuk membeli mobil ini.

Saya mencoba mobil ini dalam sebuah event test drive yang diselenggarakan PT Hyundai Motors Indonesia sejauh 300 km dengan rute Jakarta – Bandung – Jakarta.

Ada dua varian yang bisa dicoba, yaitu Hyundai Staria Signature 7 (varian tujuh penumpang) dan Hyundai Staria Signature 9 (varian sembilang penumpang).

Untungnya saya mendapatkan kesempatan mencoba varian 7 penumpang yang lebih premium dengan harga Rp 1,02 miliar (OTR Jakarta dan kepemilikan kendaraan pertama) dan head-to-head dengan Toyota Alphard yang memiliki harga mulai dari Rp 1,06 miliar.

Eksterior pemancing perhatian

Bagi yang pertama kali melihat mobil ini, desain eksteriornya memang menjadi daya tarik utama karena sangat berbeda dengan mobil pada umumnya dan desainnya sangat berani.

Siluet mobil ini futuristik, memiliki kesan yang bersih, ramping, dan menyerupai pesawat luar angkasa.

Pada saat pengetesan pun banyak mata yang tertuju pada mobil ini, bahkan beberapa mengambil gambar dan video mobil ini ketika di jalan, karena melihat Alphard pasti sudah biasa namun berbeda dengan yang satu ini.

Di bagian depan desain moncong mobil ini membulat bersih, mirip seperti sebuah pesawat shuttle luar angkasa di film-film sci-fi.

Terlebih dengan LED Daytime Running Lights (DRL) horizontal yang memanjang dari sisi ke sisi bagian depan mobilnya.

Bagian grill mobil ini yang besar dan berbentuk persegi panjang juga menjadi detail yang mencolok di bagian depan.

Lampu depan LED projector yang berbentuk kotak juga ditempatkan di setiap sisi grille.

Pola di grill dengan bilah-bilah berbentuk segita juga cukup menarik, ditambah dengan aksen tinted brass chrome atau krom dengan warna tembaga yang membuatnya berbeda dengan mobil lain yang memiliki finishing chrome biasa.

Aksen brass pertama kali dipakai oleh Range Rover Velar ketika pertama kali diluncurkan, sekarang Anda bisa mendapatkan finishing yang sama di mobil yang berharga lebih terjangkau.

Aksen tinted brass chrome ini memberi kesan mewah, elegan, namun tidak pasaran, dan finishing ini tersebar di bagian grill, spion, sampai ke emblem-emblem mobilnya.

Warna finishing ini juga hampir mirip seperti material rose gold yang dipakai oleh jam-jam mewah asal Swiss.

Di bagian samping dan belakang, Hyundai Staria mulai kehilangan bentuk eksotisnya, karena berbentuk boxy layaknya sebuah MPV pada umumnya.

Bagian belakang dari Staria terlihat cukup konservatif dan mirip dengan MPV lainnya, yang cukup berbeda hanya desain tail light parametric pixel yang unik.

Melengkapi eksteriornya adalah alloy wheels 18-inci yang menampilkan desain yang juga futuristik dengan bilah-bilah turbin pesawat yang sedang berputar dan mempunyai warna permukaan elegan dengan nuansa Dark Chrome dan Tinted Brass Chrome.

Dimensi yang lebih besar dari Alphard

Salah satu keunggulan lain dari Hyundai Staria dibandingkan Toyota Alphard, adalah dengan uang yang sama, Anda bisa mendapatkan mobil dengan dimensi yang jauh lebih besar dan panjang.

Staria memiliki lebar hampir 2 meter dibandingkan Alphard yang 1,85 meter dan juga lebih panjang dengan 5,25 meter dibandingkan 4,94 meter.

Untuk urusan wheelbase atau sumbu roda yang umumnya menentukan luasnya kabin penumpang, Staria juga menawarkan kabin yang lebih lapang dengan sumbu roda sepanjang 3,27 meter dibandingkan Alphard yang hanya 3 meter.

Ketika dilihat langsung memang terlihat mobil ini cukup berdimensi besar, dan bahkan ketika berpapasan dengan Toyota Hi-Ace yang memiliki panjang hampir 6 meter pun, mobil ini tidak terasa jauh berbeda.

Dimensi yang lebih besar ini tentu sebuah keunggulan karena membuat ruang bagi penumpang dan bagasi menjadi lebih lega, dan bagi sebuah mobil yang bertujuan untuk membawa penumpang dengan nyaman ini merupakan hal yang penting.

Interior depan yang lega dan fungsional

Karena mendapatkan giliran pertama untuk mengemudi ke Bandung, saya pun masuk ke kabin depan bagian pengemudi.

Impresi yang didapatkan pertama kali adalah kabin yang sangat lega khas sebuah MPV, ini dikarenakan desain dashboard yang rendah yang disempurnakan oleh kaca depan serta samping mobil yang berukuran besar.

Dengan desain kabin depan seperti ini, pengemudi bisa mempunyai sudut pandang yang lebih baik ke jalan.

Pengemudi dan penumpang depan juga akan dimanjakan oleh banyak sekali oleh desain kabin depan yang sangat praktikal, banyak sekali ruang penyimpanan yang bisa digunakan.

Belum lagi di bagian tengah ada wireless charger yang membuat kita hanya tinggal meletakkan smartphone yang mendukung fitur ini.

Di bagian bawah juga ada dua usb port yang bisa digunakan untuk mencharge gadget.

Di bagian bawah kabin depan ada kompartmen dengan tulisan Staria, dengan penutup yang bisa kita gunakan untuk meletakkan berbagai barang.

Ketika dibuka maka kompartmen ini memiliki beberapa ruang penyimpanan dan cup holder.

Duduk di kursi depan juga menyenangkan dengan kursi elektrik yang bisa disesuaikan dan arm rest yang membuat perjalanan menjadi lebih rileks.

Yang membedakan dengan Alphard, kursi depan Hyundai Staria memiliki fitur untuk menghangatkan atau mendinginkan.

Berkendara aman dan tenang

Saya mendapatkan kesempatan mengemudi pertama, dengan rute daerah Senayan sampai ke rest area 72 arah Bandung.

Ketika mulai berkendara, bisa teras jika peredaman kabinnya cukup bagus, mesin diesel hampir tidak terdengar dan penumpang pun bisa berbincang atau menikmati suara dari sound system racikan Bose dengan lebih baik.

Walaupun dimensi mobil yang besar, mengemudikan mobil ini tidak terasa intimidatif.

Dengan visibilitas yang baik dan posisi duduk yang nyaman, saya bisa mengemudikan mobil ini dengan rileks.

Pengemudi juga memiliki sunroof yang bisa dibuka secara tilt atau bergeser terbuka secara penuh secara otomatis dengan menekan tombol di dekat spion tengah.

Di sisi kursi pengemudi terdapat TFT LCD Instrument Cluster berukuran 10,25 inci, yang menemani layar sentuh 8 inci di tengah, dan tombol transmisi Shift-by-Wire.

Kabin depan cukup ergonomis untuk pengemudi, dengan setir yang memiliki pilihan tombol yang lengkap, termasuk untuk mengaktifkan beberapa fitur bantuan dalam mengemudi.

Dengan menekan satu tombol, kita bisa mengaktifkan lane keeping assist yang akan membantu kita mempertahankan posisi mobil di lajurnya.

Ketika fitur ini dinyalakan maka, setir akan terasa sangat berat jika mobil ingin berpindah jalur.

Di spion juga ada incoming traffic alert yang akan menyalakan lampu dan menyalakan suara jika ada kendaraan yang datang dari belakang ketika kita akan berpindah jalur.

Dalam hal fitur bantuan untuk pengemudi, Hyundai Staria memang sangat canggih dan sudah mirip seperti sebuah mobil premium Eropa jika dibandingkan dengan Alphard.  

Teknologi keselamatan lainnya yang dimiliki Staria juga dapat membantu membuat perjalanan lebih aman dan juga mendukung pengemudi untuk mengidentifikasi potensi bahaya, dan membantu mengurangi risiko kecelakaan.

Seperti contohnya Forward Collision-Avoidance Assist (FCA) yang secara otomatis memperingatkan potensi risiko tabrakan dari depan, dan jika diperlukan, akan secara otomatis melakukan pengereman jika sistem menilai akan terjadi tabrakan dengan kendaraan atau pejalan kaki di depan mobil.

Lebih canggih lagi, Staria memiliki Blind-Spot Collision-Avoidance Assist (BCA) dan Blind-Spot Collision-Avoidance Warning (BCW) yang dapat mendeteksi dan memantau kendaraan yang datang dari belakang dan membantu menghindari tabrakan dengan memberikan peringatan dan mengaktifkan rem secara otomatis jika diperlukan.

Ketika kita akan berpindah jalur dan menyalakan lampu sein, Blind-Spot View Monitor (BVM) juga akan menampilkan daerah blind spot mobil di dashboard pengemudi, terlihat sangat canggih sekali.

Melakukan manuver dan parkir dengan MPV sepanjang lebih dari lima meter ini juga menjadi lebih mudah karena adanya kamera parkir 360 derajat.

Mesin efisien dan bertenaga

Walaupun memiliki tampilan luar yang sangat futuristik, mesin yang digunakan oleh Hyundai Staria sangat konvensional dan bukan menggunakan motor listrik maupun sistem hybrid.

Sebenarnya hal ini bukan sesuatu yang buruk karena mobil ini menggunakan mesin diesel 2.200 cc turbocharged seperti yang digunakan di Hyundai Palisade.

Mesin diesel ini sangat halus dan tidak terasa getaran, tenaga yang dihasilkan pun cukup mumpuni dengan tenaga 174 tenaga kuda dan torsi 430 Nm yang bisa dicapai mulai dari 1.500 rpm saja.

Transmisi otomatis delapan percepatannya juga halus dalam menyalurkan tenaga ke roda depan.

Ketika diajak berpacu dan menyalip di tol, mesin ini pun masih bisa menghasilkan tenaga yang cukup walaupun mobil ini memiliki berat lebih dari 2 ton.

Untuk membuat sensasi berkendaranya sedikit lebih sporty, di balik lingkar kemudi juga ada paddle shifter untuk memindahkan gigi secara manual.

Mesin yang dipakai pun cukup efisien karena dalam rute pulang pergi Jakarta – Bandung, mobil ini tidak mengisi bahan bakar sekalipun dan masih menyisakan daya jelajah yang sekitar 100 km ketika sampai kembali di Jakarta.

Kursi baris kedua layaknya pesawat business class

Saya sudah terlalu lama tidak bepergian dengan business class di pesawat karena pandemi, dan ketika duduk di kursi baris kedua ternyata menghasilkan sensasi yang mirip.

Sekilas kursi captain seat elektrik dengan penyesuaian delapan arah yang dimiliki mobil ini mirip dengan apa yang dimiliki MPV premium lainnya, namun ada beberapa trik yang mobil ini miliki.

Penumpang bisa menekan tombol di samping dan kursi baris kedua tidak hanya akan merebah, tapi juga jok bagian bawah akan bergeser ke depan dan sedikit menurun di bagian belakang, membuat Anda hampir dalam posisi tidur.

Head rest yang dimiliki kursi baris kedua juga akan menopang kepala sambil memberikan kenyamanan yang cukup, membuat saya bisa rileks dan lebih menikmati perjalanan.

Ditambah lagi ada port usb di pilar C sehingga gadget akan selalu terisi penuh baterainya sembari dipakai ketika menikmati kursi tengah.

Keunggulan lain yang tidak dimiliki oleh Toyota Alphard adalah kursi tengahnya juga memiliki fitur mendinginkan dan menghangatkan, sebuah fitur yang sangat berguna ketika saya merasa kurang enak badan ketika dalam perjalanan.

Kabin belakang disempurnakan dengan atap kaca yang bisa dinikmati oleh penumpang di belakang, satu lagi fitur yang tidak dimiliki oleh Alphard.

Wheelbase yang sepanjang 3 meter juga memberikan luas kabin yang cukup bagi penumpang di kursi baris ketiga, bahkan ketika kursi baris kedua direbahkan dan dimundurkan secara maksimal, masih ada ruas kaki yang cukup bagi penumpang di baris ketiga.

Kualitas interior kurang premium

Hyundai Staria memiliki desain interior dengan bentuk dan lekuk yang sangat modern, namun sayangnya material yang digunakan kurang terasa premium.

Banyak sekali bagian plastik yang keras di bagian interiornya, mulai dari dashboard sampai ke panel pintu depan dan samping. Untungnya bagi pengemudi ada sedikit bagian di panel pintu depan yang mendapatkan lapisan kulit sehingga menyandarkan tangan menjadi lebih nyaman.

Bagian belakang permukaan sisi panelnya sepenuhnya plastik, ini diperburuk dengan jendela baris kedua yang dibuka dengan mekanisme geser secara manual dan bukan otomatis.

Jika kita terbiasa melihat panel kayu yang terlihat mewah di Toyota Alphard, maka Hyundai Staria mencoba menawarkan kemewahan lewat desain yang modern. Namun sayangnya dalam dalam eksekusinya masih kurang sempurna.

Aksen black piano finish di panel depan pun juga kurang terlihat mewah karena tidak memiliki finishing yang cukup glossy.

Kulit yang melapis interior sudah cukup halus namun sayangnya masi kurang lembut dan membuat kenyamanan di kursi menjadi berkurang. Anehnya di produk premium Hyundai yang lain, yaitu Palisade sudah menggunakan kulit Nappa yang lebih halus dan lembut.

Kenyamanan berkendara masih bisa lebih baik

Harapan terbesar saya untuk Hyundai Staria adalah kenyamanan berkendaranya, dalam hal ini suspensinya saya harapkan bisa berayun halus dan meredam permukaan jalan dengan nyaman, layaknya sebuah MPV premium dan secara spesifik bisa menyaingi Toyota Alphard.

Komponen ini merupakan faktor penentu terbesar, karena tentu konsumen yang membeli MPV premium lebih mengutamakan sensasi nyaman ketika duduk dalam perjalanan.

Sayangnya ketika saya mencoba mobil ini, suspensi Hyundai Staria belum bisa menyaingi rival terberatnya.

Ketika jalan lumayan mulus dan tidak ada permukaan berlubang atau bergelombang parah, sebenarnya mobil ini sudah sangat nyaman. Rumble strip kecil di tol pun bisa dilibas tanpa terasa oleh mobil ini.

Namun ketika melibas jalan yang cukup rusak atau bergelombang, suspensi mobil ini tidak bisa meredam dan menghasilkan sensasi ayunan yang halus.

Ini sangat terasa khususnya ketika melewati Jalan Layang Sheikh Mohammed bin Zayed di tol Jakarta – Cikampek yang memiliki permukaan bergelombang dan sambungan jalan yang cukup terasa. Ketika berkendara dengan kecepatan 100 km/h, penumpang terasa sedang menaiki speedboat di lautan dengan ombak yang bergelombang.

Ketika melewati jalan berlubang juga suspensi mobil ini kurang bisa mengayun dengan elegan dan nyaman, hasilnya bersantai di kursi baris keduanya pun cukup terganggu.

Kekurangan ini cukup fatal, karena kenyamanan suspensi merupakan sebuah hal yang fundamental atau mendasar untuk sebuah MPV Premium.

Hyundai Staria menawarkan nilai yang sangat menarik dengan segala fiturnya, desain yang akan membuat Anda menjadi perhatian di jalanan dan kursi belakang yang berpotensi menjadi tempat pelarian yang nyaman di perjalanan.

Namun sebelum membeli, Anda baiknya mencoba mobil ini terlebih dahulu untuk mencari tahu apakah Anda masih bisa berkompromi dengan kenyamanan berkendaranya.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: