Merek mobil super mewah asal Inggris, Rolls-Royce Motor Cars baru saja memperkenalkan kembali departemen coachbuilding mereka untuk para pelanggan setianya. Untuk memamerkan kemampuan coachbuilding mereka, Rolls-Royce pun baru saja merilis satu dari tiga Rolls-Royce Boat Tail.
“Kami telah secara resmi mendirikan kembali departemen Coachbuild kami untuk para pelanggan yang ingin melampaui batasan yang ada, dan mengeksplorasi kemungkinan yang hampir tak terbatas yang terbuka bagi mereka, ” ujar Torsten Müller-Ötvös, Chief Executive Officer, Rolls-Royce Motor Cars.
Coachbuilding atau sering disebut juga sebagai karoseri, adalah sebuah proses menciptakan badan kendaraan di atas sebuah sasis mobil. Proses ini telah ada sejak mobil pertama kali diciptakan, namun seiring dengan waktu telah terpinggirkan dengan produksi massal yang lebih efisien.
Tentunya tujuan dari Coachbuild di Rolls-Royce Motor Cars juga untuk membuat para pelanggan setianya mampu menciptakan mobil sesuai dengan keinginan mereka. Menciptakan sebuah mobil melewati pilihan bespoke dan bentuk fisik mobil yang telah ada.
Tentu menciptakan mobil one-off ini menjadi sebuah pencapaian tertinggi bagi seorang penyuka dan kolektor mobil.
Namun karena tingkat kesulitan yang tinggi dalam menciptakan mobil one-off, maka hanya pelanggan paling setia yang akan diundang oleh Rolls-Royce untuk dapat menciptakan mobil di bagian coachbuilding.
Dengan ekslusifitas dan kesulitannya untuk dibuat, mobil one-off pun akan sangat mahal. Pada tahun 2017 lalu Rolls-Royce Sweptail merupakan kreasi termahal dari pabrikan ini yang diberitakan mempunyai harga US$12,8 juta atau Rp 166,2 miliar.
Rolls-Royce Boat Tail terbaru yang lebih rumit ini diberitakan memiliki harga yang jauh lebih fantastis, yaitu US$28 juta atau setara dengan Rp 400 miliar.
“Setiap kolektor pastinya memimpikan untuk mendapatkan kesempatan memiliki one-off design,” ujar Stanley Setia Atmadja, kolektor otomotif dan juga chairman Rolls-Royce Owners Club Indonesia.
Coachbuilding terbaru dari Rolls-Royce didukung oleh sasis alumunium spaceframe, architectyre of luxury yang begitu fleksibel sehingga bisa digunakan untuk beberapa model Rolls-Royce.
Platform ini pertama kali digunakan di Rolls-Royce Phantom VIII dan setelahnya digunakan di Rolls-Royce Cullinan dan Ghost terbaru.
Platform architecture of luxury memiliki empat titik tetap di setiap sudut mobil. Jarak di antara mereka dapat menjadi apa pun yang diinginkan oleh perancang dan insinyur: sekat, lantai, crossmember dan panel ambang semuanya dapat direntangkan atau dikecilkan atau ditingkatkan ketinggiannya sesuai kemauan pelanggan.

Yang terpenting, fleksibilitas ini membuka kemungkinan baru untuk pembangunan pelatih.
Dengan beralih dari konstruksi monocoque ke sesuatu yang lebih mirip dengan sasis rolling tradisional, Rolls-Royce telah memperoleh kembali kebebasan untuk membangun hampir semua bentuk bodi yang dapat dibayangkan pelanggannya, hanya dibatasi oleh desain dasar dan persyaratan teknik.
Dengan cara ini, mobil yang diciptakan lewat coachbuilding bisa sangat selaras dengan gaya hidup pemiliknya mulai dari properti, pakaian dan perhiasan hingga karya seni, kapal pesiar atau pesawat pribadi bersifat pribadi, individual, dan unik.
Contohnya saja Rolls-Royce Boat Tail yang baru saja dirilis, dengan buritan ala yacht dan hosting suite dengan dua kulkasnya. Dengan fungsi eksotis seperti ini, pemiliknya bisa mendapatkan pengalaman piknik yang luar biasa unik dengan mobilnya.
Kreasi terbaru ini jauh lebih eksotis jika dibandingkan coachbuild sebelumnya yaitu Rolls-Royce Sweptail.
“Kami dapat menawarkan kepada pelanggan kami kesempatan untuk membuat mobil yang setiap elemennya dibuat dengan tangan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing, sesuai dengan status kami sebagai pencipta kemewahan sejati, ” ujar Torsten.
Menurut Stanley, strategi Rolls-Royce untuk menghidupkan kembali departemen coachbuild merupakan sebuah keharusan. Di tengah sengitnya persaingan antara merek super mewah saat ini, pembeda yang eksklusif seperti coachbuilding akan menaikan image merek Rolls-Royce itu sendiri.
“Ini memang untuk memperkuat brand equity yg sebenernya sudah kuat, tapi jika tidak ada strategi seperti ini akan perlahan (merek Rolls-Royce) menjadi terlalu biasa,” ujar Stanley.
Sementara untuk para pelanggan yang beruntung mendapatkan kesempatan membuat mobil one-off juga akan mendapatkan beberapa keuntungan. Pelanggan bisa menciptakan mobil impiannya yang eksklusif dan juga menjadi sebuah investasi yang baik. Karena semakin eksklusif atau langka sebuah mobil, maka akan semakin berpotensi menjadi mobil yang bernilai.
Untuk Stanley sendiri, sebagai sebuah kolektor tentunya juga memiliki keinginan untuk suatu saat memiliki mobil one-off. Ia pun sudah memiliki gambaran akan mobil yang dicita-citakan, yang cukup serupa dengan Rolls-Royce Boat Tail yang baru saja dirilis.
“Jika saya bisa pesan one–off pastinya desain yang bisa mengakomodasi 4 orang dengan optional hardtop sehingga bisa convert menjadi cabrio, dan memiliki semua luxurious feature dan technology baik interior dan eksterior, tentunya memiliki mesin dengan performance yang luar biasa namun tetap nyaman untuk dipakai,” ungkap Stanley.